Kementerian Kesehatan telah meluncurkan program baru yaitu Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG). PKG ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dengan identifikasi faktor risiko, deteksi kondisi pra penyakit dan deteksi penyakit lebih awal. Program pemeriksaan kesehatan gratis dimulai 10 Februari 2025 dengan mengikuti siklus hidup: bayi baru lahir (2 hari), balita dan anak usia pra sekolah (1-6 Tahun), usia sekolah dan remaja (7-17 Tahun), dewasa (18-59 Tahun) dan Lansia (>60 tahun). Pelaksanaan PKG ini memanfaatkan 3 momentum, yaitu:

1.    PKG Ulang Tahun: untuk usia 0-6 tahun dan 18 tahun ke atas

2.    PKG Sekolah: Usia 7-17 tahun

3.    PKG Khusus: untuk ibu hamil dan balita dilaksanakan sesuai jadwal di Posyandu dan Puskesmas

 

Khusus PKG di sekolah dimulai bulan Juli 2025 saat masuk ajaran baru dengan melibatkan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan Poskestren. Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis di sekolah tidak hanya untuk sekolah negeri saja tetapi juga untuk sekolah swasta dan pesantren mulai jenjang SD / MI sampai dengan SMA sederajat. Sasaran dari program PKG adalah anak yang berusia 7-17 tahun di satuan pendidikan dan diluar satuan pendidikan serta tenaga pendidik. Pelaksanaan kegiatan tersebut dilaksanakan di sekolah, terus ada pertanyaan terkait dengan anak yang berusia 7-17 yang diluar satuan Pendidikan atau tidak sekolah; bagaimana cara mengakses program tersebut? Jangan kwatir, untuk anak usia 7-17 tahun diluar satuan pendidikan bisa mengakses program dengan datang langsung ke Puskesmas.

 

Beberapa permasalahan yang mendasari program PKG di sekolah adalah:

·        1 dari 6 anak usia 13-15 tahun (16,25%) dan 1 dari 8 anak usia 16-18 Tahun (12,1%) mengalami overweight dan obesitas

·        1 dari 6 anak usia 5-14 tahun (16,3%) dan usia 14-24 tahun (15,5%) mengalami anemia

·        2-3 dari 5 peserta didik 13-17 tahun mengkonsumsi minuman berpemanis ≥1 per hari selama 7 hari sebelum survei (44,4%)

·        7-8 dari 10 peserta didik usia 13-17 tahun tidak aktif secara fisik minimal 60 menit per hari dalam 7 hari (76,2%)

·        1 dari 100 anak usia 10-14 tahun merokok (1,2%) dan 1 dari 6 anak usia 15-19 tahun merokok (16,7%)

·        1 dari 50 anak berusia 15-24 tahun mengalami depresi (2%) dan 1 dari 10 peserta didik 13-17 tahun mencoba bunuh diri (>1 kali dalam 12 bulan terakhir sebelum survei) (10,7%)

·        43.083 anak usia < 19 tahun mengajukan dispensasi pernikahan (di Tahun 2023)

 

Jenis pemeriksaan yang dilakukan di PKG sekolah:

1.    Status Gizi

2.    Merokok (mulai dari SD kelas 5)

3.    Tingkat aktifitas fisik (mulai dari SD kelas 4)

4.    Tekanan darah

5.    Gula darah (mulai kelas 7)

6.    Tuberkulosis

7.    Telinga

8.    Mata

9.    Gigi

10.  Jiwa

11.  Hati (Hepatitis B dan C)

12.  Kesehatan reproduksi (mulai dari SD kelas 4)

13.  Riwayat imunisasi (mulai kelas 1 SD, Riwayat Imunisasi HPV untuk kelas 9 putri)

14.  Talasemia

15.  Anemia (Mulai kelas 7)

 

Hasil dari pemeriksaan yang telah dilakukan akan diambil tindak lanjut, baik tindak lanjut secara individu maupun kelompok atau satu satuan pendidikan. Tindak lanjut individu misalnya: remaja putri anemia ringan dengan Hb 11-11,9 g/dl, bisa dilakukan edukasi gizi, diberikan Tablet Tambah Darah (TTD) untuk dikonsumsi 1 tablet/per hari selama 4 minggu dan konsumsi gizi seimbang. Jika remaja putri anemia berat (HB < 8  g/dl) bisa dilakukan tindakan rujukan ke FKTL. Tindak lanjut secara kelompok atau satuan pendidikan dilakukan setelah hasil PKG dianalisis oleh Puskeskemas, Dinas Kesehatan dan sekolah setelah melihat permasalahan di satuan pendidikan tersebut. Misalnya: dari data hasil PKG didapatkan banyak anak overweight dan obesitas, maka dilakukan penyuluhan terkait diet tinggi gula, lemak perilaku beli jajan yang sehat. Serta membuat kegiatan kelompok untuk meningkatkan aktifitas fisik.

 

Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) di sekolah akan berhasil dengan baik jika didukung oleh semua pihak, mulai dari sekolah, pesantren, orang tua, pemerintah daerah, dinas pendidikan, kementerian agama, dinas kesehatan dan Puskesmas. Program berdampak pada peningkatan derajat kesehatan anak-anak bangsa kita di masa yang akan datang. PKG di sekolah mendeteksi penyakit lebih awal anak usia sekolah, sehingga dapat diberikan penanganan dini yang tepat dan mencegah komplikasi dan menurunkan angka kecacatan dan kematian.

 

 

Referensi:

Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan. 2023. Survei Kesehatan Indonesia Tahun 2023. Jakarta. Kementerian Kesehatan.

Badan Pengadilan Agama 2023

Global School-based Student Health Survey 2023

https://ayosehat.kemkes.go.id/diet-sehat/pemeriksaan-kesehatan-gratis

https://bblabkesling.go.id/r-pkg-anak-sekolah

 

Sumber Gambar: Freepik