Noerul Ikmar, S.KM

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan fisik yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan tubuh keseluruhan. Masalah kesehatan gigi dan mulut tidak hanya berupa rasa sakit atau tidak nyaman pada gigi. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui tanda-tanda masalah gigi dan  mulut yang tentu saja tidak bisa dianggap sebelah mata. 

Penyakit gigi dan mulut menduduki urutan pertama dari dari hasil pemeriksaan kesehatan gratis yang sedang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan pada tahun 2025. Penyakit gigi dan mulut yang sering diderita oleh masyarakat Indonesia yaitu karies/gigi berlubang. Karies gigi adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh masuknya mikroorganisme baik dari email maupun dari jaringan gusi yang merusak struktur gigi. Jika tidak ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan nyeri, penanggalan gigi serta infeksi lainnya. 

Mengenal Gigi Berlubang

Gigi berlubang memang banyak terjadi pada anak-anak. Sebenarnya kasus gigi berlubang juga banyak dialami oleh orang dewasa. Meskipun sepele, gigi berlubang mampu mengganggu aktivitas sehari-hari penderitanya. 

Gigi berlubang adalah kondisi ketika lapisan keras pada gigi atau enamel gigi rusak akibat serangan bakteri yang hidup di dalam mulut. Proses terjadinya lubang di gigi bermula ketika bakteri  memproduksi asam dari konsumsi gula dan karbohidrat yang tidak dibersihkan sempurna. Asam ini dapat merusak enamel hingga menembus lapisan gigi yang lebih dalam dan menyebabkan infeksi. Kondisi ini bisa menyebabkan terbentuknya lubang pada gigi yang biasanya ditandai dengan rasa nyeri atau ngilu. 

Beberapa Gejala yang Sering Diabaikan

Gejala awal gigi berlubang yang paling sering adalah gigi menjadi lebih sensitif terhadap rangsangan seperti panas, dingin atau rasa manis. Gejala lainnya adalah munculnya rasa nyeri. Rasa nyeri ini dapat muncul saat mengunyah atau juga berlangsung terus-menerus. Penderita gigi berlubang mengalami rasa sakit saat gigi mendapat tekanan saat aktivitas makan seperti menggigit atau mengunyah. Gejala lainnya juga dapat terjadi misalnya pembengkakan pada gusi disertai gusi berdarah misalnya saat menyikat gigi. Selain itu, terdapat gejala yang paling sering diabaikan padahal sangat mengganggu yaitu bau mulut. Secara fisik, gigi berlubang dapat diamati melalui munculnya tanda fisik berupa bercak berwarna gelap ataupun lubang yang terlihat jelas pada permukaan gigi.

Waspadai Penyebab Gigi Berlubang

Terdapat beberapa keadaan yang meningkatkan risiko terjadinya gigi berlubang. Yang pertama, kebersihan gigi yang tidak terjaga dengan baik. Yang kedua, kebiasaan mengkonsumsi makanan tinggi gula dan karbohidrat. Kedua hal tersebut meningkatkan potensi berkembangnya bakteri penyebab gigi berlubang di mulut. Yang ketiga, kebiasaan merokok dan minum alkohol. Kebiasaan tersebut dapat menyebabkan mulut kering sehingga mengurangi jumlah air liur di mulut. Air liur ternyata dapat melindungi gigi dari pembentukan karies atau lubang gigi. 

Komplikasi yang Dapat Terjadi

Selain rasa tidak nyaman atau sakit, gigi berlubang juga memiliki risiko komplikasi. Gigi berlubang dapat menyebabkan kerusakan struktural gigi, jaringan lunak di sekitar gigi serta peradangan atau pembengkakan gusi. Masalah gigi berlubang dapat mengakibatkan rasa sakit yang berdampak pada gangguan proses makan. Keadaan ini membuat asupan nutrisi berkurang yang mempengaruhi kesehatan khususnya pada anak dan kelompok usia lanjut. Infeksi gigi juga dapat menyebar ke jaringan di sekitarnya. Masalah kesehatan lain yang bersumber dari infeksi gigi dan mulut salah satunya penyakit jantung.

Pencegahan yang Dapat Dilakukan

Pencegahan yang optimal untuk gigi berlubang adalah menjaga kesehatan dan kebersihan mulut (oral hygiene). Dokter gigi biasanya menyarankan untuk melakukan pengendalian pada plak gigi dengan cara menyikat gigi secara teratur setiap hari. Waktu yang tepat untuk menyikat gigi adalah dua kali sehari yaitu pagi setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur. 

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perawatan gigi dan mulut antara lain pemilihan sikat gigi dan penggunaanya, cara menyikat gigi yang benar, frekuensi dan lama menyikat gigi, dan juga penggunaan pasta gigi yang mengandung fluoride. Ada kalanya, menyikat gigi saja tidak cukup untuk membersihkan sisa makanan. Untuk kebersihan gigi yang optimal dari sisa makanan, penggunaan benang gigi lebih disarankan daripada tusuk gigi agar tidak melukai gigi dan gusi. 

Penerapan gaya hidup sehat, termasuk diet rendah gula dan menghindari kebiasaan merokok serta minum minuman beralkohol, juga bisa membantu mencegah terbentuknya lubang pada gigi. selain itu, membiasakan untuk melakukan pemeriksaan rutin setiap 6 bulan sekali juga mampu untuk menurunkan resiko terjadinya gigi berlubang. Dengan pemeriksaan rutin gigi sekurangnya setahun dua kali, lubang pada gigi bisa terdeteksi dan ditangani sejak dini.

Kapan Harus ke Dokter Gigi?

Gigi berlubang bisa menimbulkan gejala yang mempengaruhi kualitas hidup karena mengganggu aktivitas sehari-hari. Apabila merasakan satu atau lebih gejala di atas,sebaiknya segera periksa ke dokter gigi terdekat. Deteksi dan penanganan lubang pada gigi pada tahap awal akan memperbesar peluang kesembuhan dan mencegah risiko komplikasi yang lebih serius atau kerusakan gigi permanen. RS Radjiman Wediodiningrat juga memiliki layanan untuk gigi berlubang yaitu pada Klinik Gigi di Gedung B Lantai 2. Pendaftaran pelayanan dapat diakses melalui https://share.google/wSK1WsvhIA8oF2gAR

Sumber Gambar:

https://www.freepik.com/free-vector/dental-different-teeth-condition-white-background_24554251.htm

Referensi:

World Health Organization. Oral health. https://www.who.int/health-topics/oral-health#tab=tab_1

World Health Organization. Global oral health status report: Towards universal health coverage for oral health by 2030. Geneva: WHO;2022.