Sayangi Hati dengan Jauhi Perilaku Berisiko Hepatitis B
- Jumat, 03 Oktober 2025
- Post by PKRS
- 73 kali
- SHARE

Penyakit hepatitis adalah penyakit yang menyerang organ hati, orang sering menyebut dengan penyakit kuning. Saat ini terdapat beberapa jenis penyakit hepatitis, mulai dari A, B, C, D, E, Hepatitis Neonatal, Hepatitis alkoholik, paparan racun dan hepatitis autoimun, tetapi tidak menutup kemungkinan ada jenis lain yang muncul seiring dengan penelitian dan kecanggihan teknologi kedokteran. Dilihat dari segi penularan, penyakit hepatitis untuk jenis A dan E di tularkan melalui makanan dan minuman (air) yang tercemar virus, sedangkan B dan C melalui kontak seksual dan cairan tubuh (darah, sperma dan cairan vagina); sedangkan untuk jenis yang lain merupakan akibat dari paparan atau konsumsi berlebihan seperti alkohol, obat dan racun. Penyakit hepatitis bisa sembuh sendiri, tetapi jika infeksinya menetap dan tidak ditangani segera bisa menjadi hepatitis kronis serta mengakibatkan kematian.
Data WHO pada tahun 2022, hepatitis B mengakibatkan sekitar 1,1 juta kematian, sebagian besar disebabkan oleh sirosis dan karsinoma hepatoseluler (kanker hati primer). Di Indonesia, Survei Kesehatan 2023 mencatat sekitar 6,7 juta penduduk terinfeksi hepatitis B dan 2,5 juta terinfeksi hepatitis C.
Sebagian masyarakat masih ada yang belum tahu atau menganggap bahwa penyakit hepatitis B bukan termasuk penyakit menular seksual. Masyarakat lebih mengenal HIV AIDS, spilis, gonore, dan herpes genitalis sebagai penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual.
Hepatitis B jarang menimbulkan gejala sehingga pasien tidak menyadari telah terinfeksi, tetapi gejala tetap bisa muncul 1-5 bulan setelah terpapar virus. Gejala yang muncul: mual, muntah, kelelahan, kulit mata urine kuning, demam, sakit kepala dan lemas.
Penyakit hepatitis B tidak datang dengan sendirinya tetapi ada faktor penyebab, salah satunya adalah faktor perilaku. Ada beberapa perilaku berisiko yang harus dihindari atau dijauhi jika kita masih sayang hati dan keluarga kita.
1. Hubungan seksual tidak aman
Hubungan seksual yang tidak aman disini adalah bergonta ganti pasangan, homosex dan lesbian. Virus hepatitis B, 50 sampai 100 kali lebih menular melalui hubungan seksual daripada HIV.
2. Penggunaan jarum suntik bergantian
Penggunaan jarum suntik bergantian di kalangan pemakai narkoba merupakan perilaku yang berisiko tinggi untuk tertular. Penggunaan jarum suntik bergantian memungkinkan tersisanya darah pada ujung jarum (needle) atau spuitnya dari orang per orang, sisa-sisa darah akan masuk ke sistem peredaran darah. Hal sama juga bisa terjadi pada pengerjaan tatto dan tindik apabila alatnya tidak steril.
Selain perilaku berisiko diatas, penularan hepatitis B dari faktor transfusi darah dan pekerjaan terkait paparan darah atau cairan tubuh juga harus menjadi perhatian. Walaupun kejadian ini sudah diantisipasi dengan skrining, pemeriksaan darah, SOP / prosedur kerja, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dan vaksinasi. Faktor persalinan oleh ibu dengan hepatitis B ke bayi juga berusaha ditanggulangi oleh Kementerian Kesehatan dengan skrining HBsAG dan pemberian imunisasi HB0 dan HBIg.
Pemerintah berusaha menurunkan angka kesakitan hepatitis B di Indonesia, dan ini menunjukkan kemajuan signifikan. Prevalensi hepatitis B menurun dari 7,1% pada 2013 menjadi 2,4% pada 2023. Pada tahun 2024, sebanyak 89,6% ibu hamil telah menjalani skrining hepatitis B, dan lebih dari 93% bayi yang lahir dari ibu HBsAg reaktif telah menerima imunisasi HB0 dan HBIg dalam 24 jam pertama. Cakupan imunisasi hepatitis B juga diperluas untuk tenaga kesehatan, dengan capaian 58% sejak Oktober 2023. Pemberian antivirus Tenofovir kepada ibu hamil dengan hepatitis B terus ditingkatkan, dengan 1.410 layanan kini tersedia di 206 kabupaten/kota.
Mari dukung program pemerintah dengan menghindari perilaku berisiko Hepatitis B jika kita masih sayang hati dan keluarga kita.
Referesnsi:
Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan. 2023. Survei Kesehatan Indonesia Tahun 2023. Jakarta. Kementerian Kesehatan.
https://kemkes.go.id/id/putuskan-penularan-wujudkan-indonesia-bebas-hepatitis-2030
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/hepatitis-b
Sumber gambar: freepik